October 3, 2025

Yakin Gajimu Halal? Waspadai Korupsi Waktu dan Pengkhianatan Amanah

Di tengah hiruk pikuk dunia kerja dan cepatnya irama kehidupan, banyak karyawan yang lalai terhadap dosa-dosa yang mungkin tidak disebutkan dalam rapat kerja, tidak tercatat dalam laporan evaluasi, namun ditulis dalam catatan amal dan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah pada Hari Kiamat.

Dua di antaranya adalah dosa tersembunyi tapi berdampak besar: korupsi waktu dan pengkhianatan amanah.

Dalil Umum tentang Amanah

Allah Ta‘ala berfirman:

﴾إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا﴿

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.”  (QS. An-Nisā’ [4]: 58)

Rasulullah ﷺ bersabda:

«كلكم راعٍ وكلكم مسؤول عن رعيته»

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. al-Bukhārī no. 893 dan Muslim no. 1829)

Dua dosa ini sering kali tercermin dalam kebiasaan karyawan tanpa disadari bahayanya, berikut menurut pandangan syariat.

1. Korupsi Waktu (atau Mencuri Waktu)

Waktu adalah modal utama seorang pekerja, dan merupakan amanah yang Allah titipkan. Yang dimaksud dengan “korupsi waktu” adalah ketika seseorang menerima gaji atas waktu yang seharusnya ia gunakan untuk bekerja, namun ia gunakan untuk selainnya.

Contoh Korupsi Waktu:

  1. Datang terlambat dan pulang lebih awal tanpa izin
    Masuk kerja terlambat dan pulang lebih cepat dari waktu seharusnya, padahal tetap menerima gaji penuh.
    Rasulullah ﷺ bersabda:

«من غشّ فليس منا»

“Barang siapa menipu, maka ia bukan bagian dari golongan kami.” (HR. Muslim no. 101)

  1. Bermalas-malasan di kantor
    Sibuk dengan HP atau mengobrol tanpa manfaat, padahal waktu kerja adalah untuk menyelesaikan tugas.
  2. Titip absen atau absen palsu (clocking in)
    Ini adalah bentuk pengkhianatan dan kebohongan nyata.
    Rasulullah ﷺ bersabda:

«آية المنافق ثلاث: إذا حدّث كذب، وإذا وعد أخلف، وإذا اؤتمن خان»

“Tanda orang munafik ada tiga: bila berbicara berdusta, bila berjanji ingkar, dan bila diberi amanah berkhianat.” (HR. al-Bukhārī no. 33 dan Muslim no. 59)

Mengapa Ini Berbahaya?

  • Gaji yang diterima atas waktu yang disia-siakan menjadi tidak halal atau syubhat.
  • Rasulullah ﷺ bersabda:

«لا تزولُ قدمَا عبدٍ يومَ القيامةِ حتّى يُسأَلَ عن أربعٍ… وعن مالِه مِن أينَ اكتسبَهُ وفيمَ أنفقَه»

“Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat sebelum ditanya tentang empat hal… tentang hartanya, dari mana ia peroleh dan untuk apa ia belanjakan.” (HR. at-Tirmidzī no. 2417, hasan shahih)

2. Pengkhianatan terhadap Amanah Kerja

Amanah tidak hanya soal menjaga harta, namun mencakup seluruh tugas yang dipercayakan: rahasia perusahaan, alat kerja, waktu, data, bahkan interaksi antar pegawai.

Allah Ta‘ala berfirman:

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ﴾

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul, serta (jangan) mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu.”
(QS. al-Anfāl [8]: 27)

Contoh Pengkhianatan Amanah:

  1. Penyalahgunaan fasilitas perusahaan
    Seperti menggunakan printer, kendaraan, atau telepon kantor untuk kepentingan pribadi secara berlebihan.
  2. Tidak jujur dalam laporan atau data
    Memalsukan, menutup-nutupi, atau memanipulasi laporan adalah bentuk kebohongan.
  3. Menyepelekan tanggung jawab pekerjaan
    Menandatangani bahwa tugas telah selesai, padahal belum dikerjakan dengan benar.
  4. Membocorkan rahasia perusahaan ke pihak luar
    Termasuk dosa besar meski dilakukan tanpa niat merusak.
  5. Melanggar kontrak kerja tanpa izin
    Termasuk berpindah kerja secara sepihak tanpa memenuhi syarat pemberitahuan.

Dampak Dosa Ini terhadap Individu dan Masyarakat

Di Dunia:

  • Lingkungan kerja memburuk.
  • Hilangnya rasa saling percaya antar pegawai.
  • Kerugian besar bagi perusahaan.

Di Akhirat:

  • Hisab yang berat.
  • Hilangnya keberkahan dari gaji.
  • Rasulullah ﷺ bersabda:

«ما نبت من سحت فالنار أولى به»

“Daging yang tumbuh dari harta haram, maka neraka lebih berhak atasnya.” (HR. at-Ṭabarānī dalam al-Mu‘jam al-Kabīr no. 8162)

Apa yang Harus Dilakukan oleh Seorang Karyawan Muslim?

  1. Menjaga niat yang ikhlas
    Niatkan bekerja karena Allah, bukan hanya demi gaji.
  2. Disiplin dan menghargai waktu
    Rasulullah ﷺ bersabda:

«إن الله يحب إذا عمل أحدكم عملًا أن يتقنه»

“Sesungguhnya Allah mencintai jika salah satu dari kalian melakukan suatu pekerjaan, ia menyempurnakannya.” (HR. al-Bayhaqī dalam Syu‘ab al-Īmān no. 5313)

  1. Jujur dan terbuka dalam laporan pekerjaan
    Lebih baik mengakui kesalahan daripada menutupinya.
  2. Loyal terhadap perusahaan dalam batas syariat
    Tidak menyalahgunakan jabatan atau menyebarkan fitnah.
  3. Siap mempertanggungjawabkan seluruh waktu dan amanah kerja
    Karena semua akan ditanya oleh Allah.

Penutup

Pekerjaan bukan sekadar sumber penghasilan, tapi juga ladang ujian: amanah, kejujuran, dan kedisiplinan. Setiap jam kerja akan dicatat, apakah menjadi pahala atau dosa.

Ingatlah firman Allah Ta‘ala:

 ﴾ وَقِفُوهُمْ إِنَّهُم مَّسْئُولُونَ﴿ 

“Tahanlah mereka (di hadapan Allah), sesungguhnya mereka akan dimintai pertanggung jawaban.” (QS. ash-Shaffāt [37]: 24)